Wednesday, April 18, 2007

Jalan Mencapai Kegembiraan Hati

Di antara kenikmatan yang besar adalah kegembiraan, ketentraman, dan ketenangan hati.Sebab, dalam kegembiraan hati itu terdapat keteguhan pikir, produktifitas yang bagus, dan keringan jiwa.Banyak kita mendengar orang – orang modern berkata bahwa kegembiraan hati adalah seni yang dapat di pelajari.Artinya, barang siapa yang mengetahui cara memperolehnya, merasakan dan menikmati kegembiraan itu, maka ia akan dapat memamfaatkan berbagai kenikmatan dan kemudahan hidup, baik yang ada di depanya maupun yang masih jauh di belakangnya.

Modal utama yang di perlukan untuk dapat meraih kebahgian adalah kekuatan atau kemampuan diri untuk menanggung beban kehidupan, tidak mudah tergonjang ganjing oleh derasnya badai kehidupan.Hati yang sabar, semangat yang tinggi, dan rasa optimis yang mengebu – ngebu, dapat membuat manusia mudah dalam meraih kegembiraan hati.

Musuh utama dari kegembiraan adalah wawasan yang sempit, pandangan yang picik, dan rasa egoisme.Oleh sebab itu, Allah menerangkan :

Merekan dicemaskan oleh diri mereka sendiri”. (QS.Ali ‘imran:154)

Orang yang berwawasan sempit selalu melihat seluruh alam ini seperti yang mereka alami.Mereka tak pernah memikirkan apa – apa yang terjadi pada orang lain, tidak pernah hidup untuk orang lain, dan selalu hidup sendiri tanpa mempedulikan alam sekitarnya.Memang adakala kita harus memikirkan kita sendiri, dan menjaga jarak dengan sesama, yaitu tatkala kita sedang melupakan kepedihan, kegundahan, dan kesedihan kita.Dan perlu anda ketahuai, bahwa pada saat yang demikian itu anda telah mendapatkan dua hal secara bersamaan, yaitu membahagiakan diri anda sendiri dan tidak merepotkan orang lain.

Kembali kepada topik kita yaitu bagaimana memperoleh kebahagian dan kegembiraan hati, yakni bagaimana kita mengendalkan dan menjaga pikiran agar tidak terpecahkan oleh hal – hal yang seharusnya tak perlu kita permasalahkan.Satu hal lagi yang sangat penting untuk diingat bahwa kegembiraan hati tidak akan datang begitu saja.Tetapi , harus selalu diusahakan dan dipenuhi segala sesuatu yang menjadi prasyaratnya.Menghindari hal – hal yang tidak bermamfaat juga akan membuka jalan menuju kenikmatan kegembiaraan.Untuk bahan pertimbangan anda, maka tak salah bila sejenak anda renungi sebuah syair yang saya kutip dari buku La Tahzan karya DR.’Aidh al-Qarni sebagaiberikut :

Hukum kematian manusia masih terus berlaku,

karena dunia juga bukan tempat yang kekal abadi.

Adakalanya seorang manusia menjadi penyampai berita,

dan esok hari tiba – tiba menjadi bahagian dari suatu berita,

ia diciptakan sebagai makhluk yang senantiasa galau nan gelisah,

sedang engkau mengharap selalu damai nan tenteram.

Whai orang yang ingin selalu melawan tabiat,

engkau mengharap percikan api dari genangan air.

Kala engkau berharap yang mustahil terwujud,

engkau telah membangun harapan di bibir jurang yang curam.

Kehidupan adalah tidur panjang, dan kematian adalah kehidupan,

maka manusia diatara keduanya, dalam alam impian dan khayalan.

Maka, selesaikan segala tugas dengan segera, niscaya umur – umurmu

akan terlibat menjadi lembaran – lebaran sejarah yang akan ditanyakan.

Sigablah dalam berbuat baik laksana kuda yang masih muda,

kusailah waktu, karena ia menjadi sumber petaka.

Dan zaman tak akan pernah betah menemani anda,

karena ia akan selalu lari meninggalkan anda sebagai musuh yang menakutkan,

karena zaman memeng diciptakan sebagai musuh orang – orang

bertaqwa.


AnecDoteS

suspecting oppositely also suspected

One evening Mrs.Alda asked her husband to take her to a very expensive restaurant in the city, because a lot of movie stars and other famous people ate there, and she was curious to see some of them.

Soon after Mr. and Mrs. Alda had ordered their meal, a very attractive man and woman come into the restaurant and sat down at a table earby.They were beautifully dressed, and Mrs.Alda said to her husband,”Look at those people, George!” I’m sure I’ve seen their pictures some where.”

The man and woman gave their order to the waiter, and when he brought Mr. and Mrs. Alda their soup, Mrs.Alda said to him, “Who are those people? Do you know them?”

“Oh, They are nobody famous,” he answered at once.

“Really?”Mrs.Alda asked with surprise .”How do you know that?”

“Because they asked me who you were,” he answered.

Foolish Cashier

When Mrs.Green retired from her job in a big city, she went to live in an attrictive village out in the contry, and began to go into the nearest town every Saturday to buy food.she tried several stores and finally chouse the most convenient one and began to shop there regularly every week.

After she had visited the store several times, the casher began to recognize her and to smale and say,”Good morning, Mrs.Bronw,”Whenever she came to pay for the things she had bougth.

At firs Mrs.Green did’t mind this, but after a few weeks, she said to the cashier one Saturday ,” Excuse me, but last name is Green, not brouwn.”The cashier smailed cheerfully and said,”I’m sorry.”

But the following week, she said to her,” Do you know, Mrs.Brounw, there is another lady who comes to our store every Saturday who looks just like you.”

Friday, January 5, 2007

Ketika Kematian Mengucang Iman ku

Saya yakin saudara pernah melihat bahkan mengalami yang namanya musibah.Apakah itu bencana alam, perampokan, kebakaran, dan sebagainya.Seperti yang kita tau bahwa musibah itu indentik dengan kematian.Berbicara masalah kematian, saya yakin saudara pernah melihatnya, bukan?Apakah family saudara, kerabat saudara, bahkan munkin diatara saudara ada yang orang tua saudara yang telah mendahului saudara.
Apa yang saudara lakukan ketika melihat orang yang terdekat dengan saudara telah pergi untuk selamanya???
Menangis, itu sudah barang tentu bukan???
Namun seandainya ada orang yang bertanya pada saudara, apa yang saudara rasakan ketika melihat hal tersebut???
Sedih, mungkin itulah perasaan setiap manusia ketika melihat saudaranya meninggal.Namun, ketika saudara sedih adakah hal yang dapat menambah keimanan saudara???
Mungkin jawaban diantara saudara akan berbeda dengan saudara yang lain.Ada, mungkin sebangian saudara menjawabnya seperti demikian.Tapi tidak ada, adalah jawaban yang sering kita dengar dari siapa saja yang kita tanya hal yang demikian.
Berikut ini saya hanya ingin sedikit bercerita ketika kawan dekat saya meninggal.
Kejadian tersebut terjadi tahun lalu.Teman saya itu meninggal mendadak di Medan karena penyakit lamanya yang kembuh lagi.Kata dokter yang menanganinya, dia menalami gagal otak karena mungkin dia pernah terbentur dengan benda keras.Seingat saya ketika daerah kami dalam keadan komplik, dia memang pernah di tahan pihak berwajib, tapi saya tidak tau apakah waktu itu dia dipukul atau tidak.Tapi yang jelas kepalanya pernah terbentur dengan benda keras.
Singkat cerita katika berita itu sampai kepada saya, saya langsung pulang ke rumah duka yang berada di kampung, kebetulan saya lagi kuliah di kota.Baru jam 1 malam saya sampai ke kampung.
Paginya,sebelum jenazah di kebumikan sudah menjadi adat di kampung kami ada semacam ceramah oleh seorang ustad, dimana isinya menyangkut mengingatkan kepada orang yang melayat akan kematian.Waktu itu saya berdiri persis di depan keranda jenazah dan mata saya tak lepas dari memandang kearah jenazah yang sudah terbalut oleh kafan putih.Ketika ustad mengatakan” bahwa sesungguhnya kematian itu datang kepada siapa saja, tidak mesti orang tua saja yang mengalaminya, yang mudapun apabila sudah sampai ajalnya juga akan menemui yang namanya kematian”.Tiba – tiba saya merasakan sesuatu yang aneh pada diri saya, badan saya bergetar, air mata jatuh tak terasa, dan pikiran saya melayang entah kemana.Waktu itu saya hanya memikirkan kematian, kematian yang akan merengut siapa saja.Sambil mencoba menenangkan diri saya masih menatap kearah keranda yang ada di depan mata saya, seakan – akan jenazah itu mengatakan kepada saya “engkau juga akan menagalaminya seperti aku”.Sengking kacaunya pikiran saya, hingga – hingga saya tidak tau lagi apa isi ceramah ustad selanjutnya.Saya sadar ketika orang – orang sudah mengangkat keranda untuk di kebumikan.
Ketika sampai di kuburan badan saya masih bergetar, waktu saya disuruh untuk menazan* diatas kuburan teman saya itu, badan saya bergetar lebih kencang lagi hingga orang yang ada di sekitar kuburan mengira saya kesurupan.Sampai selesai acara penguburan seluruh badan saya masih bergetar.
Baru saat itu lah saya merasakan sempitnya kehidupan, kemanapun saya pergi bayangan kematian selalu menyertai saya.Dan mulai saat itu, jiwa saya merasakan kefanaan hidup di dunia ini, perasaan itu kata sebahagian ustad adalah tanda dari pertambahan iman didada.

*Azan diatas kuburan yang baru di kubur setengah adalah adat di kampung saya